Thanos dan Tatanan Dunia Baru
Thanos (www.geektyrant.com) |
Alam semesta berubah drastis, populasi mahluk hidup
di jagat raya ini berkurang separuhnya. Semuanya adalah akibat perbuatan
Thanos. Jentikan jarinya setelah menguasai 6 infinity stones alias batu abadi yang
jadi pemicunya. Thanos pun merasa misinya sudah usai. Ia sudah berhasil
melaksanakan cita-citanya, membentuk tatanan baru di alam semesta ini.
Mahluk berjanggut mirip ‘kantong menyan’ itu berkeyakinan alam
semesta ini sudah terlalu berat menangung beban mahluk hidup yang hidup
didalamnya dengan segala tingkah lakunya. Semakin lama, sumberdaya yang ada sudah
tak mampu lagi memenuhi hajat hidup mereka. Mahluk hidup menjadi semakin sulit
diatur, kacau balau. Sudah tidak bisa kompromi lagi. Satu-satunya jalan adalah
pemusnahan masal, minimal setengah mahluk hidup harus dibasmi. Lalu, kehidupan
akan berangsur normal, lebih teratur dan lebih baik.
Kumpulan superhero dengan kemampuan maha dahsyat yang mencoba
menghalangi misi Thanos tak dapat berbuat banyak. Kalah telak.
Mission acomplished!
Thanos kemudian memutuskan pensiun. Ia tak mau lagi ditemani, pasukannya
dibubarkan. Pendekar ‘batu akik’ itu menyepi ke sebuah pojok jagat raya yang
damai dan tenang. Thanos memilih untuk bertani, buah naga adalah komoditas yang
dibudidayakannya. Baju zirahnya sudah digantung di depan dangau ditengah kebun
miliknya.
Alam semesta sudah damai, tak ada lagi perang. Kualitas
kehidupan pun semakin baik karena sebagian besar mahluk hidupnya musnah.
Semesta memulai tatanan dunia baru.
Ngomong-ngomong soal Thanos, saya jadi ingat pelajaran kuliah. Saat
belajar Ilmu Lingkungan, Pertanian, Ekonomi atau Demografi ada salah satu
ilmuwan abad 18 yang namanya selalu tak luput disebut, Thomas Robert Maltus. Malthus
dalam karyanya "An Essay, Principle
of Population" mencetuskan sebuah teori yang amat dikenal, teori
pesimistik. Menurutnya, dunia ini akan mengalami kekacauan, kepunahan. Apa
sebabnya? Pertambahan penduduk!
Penduduk
dunia yang berkembang biak bak amoeba, mengikuti deret ukur yang susah
dikendalikan. Sementara, kemampuan alam menyediakan sumberdaya untuk memenuhi
kebutuhan manusia : sandang, papan, pangan terbatas. Suatu saat dunia ini akan
krisis sumberdaya alam, tak mampu lagi menopang kehidupan manusia. Jalan menuju
kepunahan manusia terbuka lebar, kiamat!
Solusinya,
tentu saja pengendalian jumlah penduduk. Caranya bisa berbagai macam, dari yang
lembut seperti pembatasan penduduk sampai yang ekstrim, pemusnahan.
Teori Malthus
ini, selain banyak dikaji pro dan kontranya secara ilmiah, di kemudian hari
juga menginspirasi kisah-kisah fiksi. Saya percaya para pencipta Marvel
Universe belajar Teori Malthus dan mencoba memasukannya dalam cerita rekaan
mereka. Salah satunya lewat karakter Thanos. Penjahat utama di Marvel Universe
yang saat ini sedang tenar adalah salah satu 'pengikut' Malthus garis keras.
Pendekar Batu Akik itu Malthusian
sejati itu yang percaya semesta ini akan lebih baik bila setengah populasi
dimusnahkan kemudian direset ulang.
Kenyamanan,
kemakmuran, keteraturan sulit dicapai jika dunia ini dipenuhi penduduk. Pembasmian
separuh atau lebih polulasi dianggap sebuah upaya mulia untuk membuat dunia
menjadi lebih baik dan Thanos merasa berhak dan dipilih semesta untuk
mewujudkannya. "Alam semesta ini sumberdayanya terbatas, jika tidak
dikendalikan dunia akan berakhir," ujar Thanos ke Gamora, anak angkatnya,
saat menjelaskan tindakannya brutalnya di seri Avengers : Infinity Wars.
Penjelasan Gamora, sebagai satu-satunya mahluk yang disayangi
Thanos, bahwa tindakan brutalnya itu salah tak mempan. Bahkan, Thanos rela
mengorbankan Gamora demi mendapatkan batu jiwa.
"Terlalu
banyak penduduk, tak cukup ruang bergerak. Aku menawarkan solusi," ujar
Thanos ke Dr. Strange ditengah duel mereka. Argumen Strange yang menjelaskan
bahwa tindakan Thanos keliru pun hanya masuk telinga kanan keluar telinga.
Intinya doktrin, argumen atau pendapat apapun tak mempan
mempengaruhi Thanos. Ia bebal, kepala batu, merasa benar, merasa berhak dan apa
yang dilakukannya adalah mulia. Maka dengan kekuatan batu akik, manusia super
yang sakti mandraguna bergabung pun tak mampu mengalahkannya. Thanos pun
berhasil mewujudkan cita-cita Malthus dan dunia terbukti bertambah baik.
“Saya melihat lumba-lumba sudah banyak di Sungai Hudson. Udaranya
sangat segar,” kata Steve Rogers a.k.a Captain Amerika kepada Natasha Romanoff.
Ia bercerita perjalannya menuju kantor Avengers. Saat itu, 5 tahun pemushanan
masal oleh Thanos sudah berlalu. Natasha alias Black Widow membalas. “Jadi kamu
setuju dengan Thanos?” ujarnya satir. Sekilas perbincangan muram mereka
ditengah rasa putus asa, bersalah dannkehilangan para sahabatnya itu memberikan pembenaran kepada tindakan
Thanos. Kualitas kehidupan, kini jadi lebih baik dan teratur setelah populasi
mahluk hidup dikendalikan ekstrim oleh pendekar batu akik itu.
Namun, Marvel tetap bijak dalam memberikan akhir cerita.
Kehidupan bukan hanya soal bagaimana kualitas hidup yang lebih baik. Akan
tetapi ada kisah cinta, pengorbanan, persaudaraan dan perjuangan sebagai nilai
yang lebih mulia. Selalu ada cara yang lebih bijak dan humanis untuk mencari
kehidupan yang lebih layak. Tujuan yang baik akan lebih baik jika dilakukan
dengan cara yang baik.
Begitu. Setuju??
0 Response to "Thanos dan Tatanan Dunia Baru"
Post a Comment