Jejak Bataliyon ‘Susu Bendera’ di Purbalingga (2)
Kolonel Huiting Menerima Penghormati dari Komandan Penjaga (Dok : Nationaal Archief) |
Jejak
Bataliyon Friesland atau yang saya sebut dengan Bataliyon ‘Susu Bendera’ di Bumi
Perwira sudah ditulis sebelumnya. Bisa dibaca di sini. Namun, setelah saya kulak-kulik lagi ternyata ada beberapa jejak yang terserak dari kesatuan
militer Belanda itu di Purbalingga.
Jika
pada tulisan pertama, sumbernya adalah Buku Friesland Was Hier karya T. Kingma yang menceritakan sepak
terjang bataliyon itu selama di Indonesia 1945-1948. Pada artikel kedua ini saya mau bercerita tentang temuan foto-foto tentang Friesland atau Friesse
atau Frisian Bataljon saat di
Purbalingga yang ada di Nationaal Archief Belanda.
Ada
22 foto yang ada di Nationaal Archief
ketika memasukan kata kunci ‘Friesse Bataljon’ di kolom pencarian. Sebagian
besar, foto-fotonya berlokasi di Poerbalingga, sebanyak 14 foto. Sisanya, foto
aktivitas Bataliyon ‘Susu Bendera’ itu di Gombong, Poerwokerto atau Tjimahi.
Foto-fotonya
bertajuk “2 ½ Jarig Bestaan Friese Bataljon. Sportwedstrijden” atau
‘Peringatan 2,5 tahun Bataliyon Frisian itu di Indonesia. Kompetisi Olahraga’.
Semua foto yang diambil pada 16 Maret 1948 itu diambil oleh fotografer J.C. Taillie.
Bataliyon
itu cukup lama bercokol di Purbalingga rupanya. Jika merujuk kepada Buku Friesland Was Hier, Pasukan ‘Susu
Bendera’ sampai di Purbalingga pada 29-30 Juli 1947 dan pada 31 Juli 1947
terjadilah peristiwa Battle of Blater
yang melibatkan mereka. Setelah itu, kesatuan mereka memang ditugaskan untuk
menjaga keamanan Purbalingga, Purwokerto dan sekitarnya.
Foto-foto
itu menunjukkan pada peringatan 2,5 tahun hadirnya mereka di Nusantara tampak
berlangsung meriah dan aman. Warga masyarakat Purbalingga antusias menonton
aksi-aksi para serdadu Landa itu.
Pada
foto yang saya pasang menjadi tajuk diatas tampak Kolonel Huiting, Pimpinan
Brigade yang turun langsung dan menerima hormat dari komandan bataliyon. Foto
itu berlokasi di alun-alun Purbalingga. Bangunan yang tampak si sebelah kanan
itu saat ini merupakan Gedung SMP Negeri 1 Purbalingga.
Bisa
dilihat kan, di sebelah kanan dibatasi pagar bambu (gethek) tampak warga Poerbalingga berjubel menonton prosesi upacara
militer mereka... hehe.
Pada
foto dibawah ini, warga, terutama anak-anak antusias banget nonton aksi pasukan
negeri seberang itu memainkan musik.
Ini
para pemain Tamboer lagi diliatin
anak-anak Poerbalingga dengan kekagumannya. Tamboer itu bahasa Belanda looh...
Dibawah ini
para pemain suling. Deket banget kan yang nonton. Ada bocah perempuan yang
gendong bocah. Ada juga bahkan anak kecil yang telanjang, pakai sarung juga
ada. Mereka berbaur dengan penonton tentara Belanda dan tampak santuy yaa... hehe
Lalu yang dibawah ini
pas pemain suling (pijperkorps) lagi
jalan kayaknya lewat dekat Penjara tuh, ramai-ramai, puluhan bocah-bocah pada ngikutin. Bagi mereka tentu
seru banget dan pertunjukan langka pada saat itu.
Lagu
yang dimainkan oleh mereka, pada keteranganya adalah The Wilhelmus lagu kebangsaan Negeri Belanda. Ini lagu panjang
banget lho gaes, 15 bait dan per baitnya panjang-panjang. Hormat bendera
diiringi lagu itu pegel-pegel dah.. hehe.
Kemudian, pada setiap foto tadi, ada keterangan tambahannya, bahwa aksi mereka menarik minat pemuda desa (Belangstelling van de dorpsjeugd)
Kalau bagian ini yang serius. Foto diatas tak tampak kerumunan warga di sekitarnya saat tentara sedang
pada hormat. Posisinya unik ya. Tangannya diluruskan di depan dada gitu..
Pada
foto diatas ini juga prosesi untuk mengenang korban yang jatuh pada perang. Para
tentara juga mengibarkan bendera setengah tiang. De Friese vlag wordt halfstok gehesen (Bendera Frisia dikibarkan
setengah tiang). Kelihatan yaa, benderanya gambar Frisian Flag yang mirip dengan
logo Susu Bendera...
Setelah
itu, para serdadu ramai-ramai makan dan ngebiiir
doong. Mobil kantin (Kantinewagen) yang tambak pada gambar tersebut merupakan
sumbangan dari para Borjuis Kota Apeldoorn (Burgerij van Apeldoorn).
Om antri makannya Omm... bocah-bocah ngarep dikasih burger tuh...
Om ngebirr Oom...
Setelah
itu dilakukan pertadingan olahraga. Salah satunya, baseball alias katssport
atau kasti kalau orang Purbalingga menyebutnya. Pada keteranganya Sersan
de Vries dari Leeuwarden memukul dan Soldier Podde dari Enschede sebagai backstop
Asyik
yaa pada main kasti. Ada yang tahu ini lapangan dimana?
Tak
lama setelah prosesi itu, Bataliyon Susu Bendera hengkang dari Purbalingga.
Mereka diberangkatkan ke Batavia pada 7 Juli 1948 untuk kemudian dipulangkan ke
Belanda.
Kayakue
lur, lanjutane kisah Bataliyon Susu Bendera nang Purbalingga...
Ahai..
Serr...
Sumber : Tulisan saya bersumber dari keterangan-keterangan foto yang diterjemahkan via google translate. Semua foto berasal dari koleksi Nationaal Archief Belanda.
PS : Mohon jika menyadur, mengutip atau menceritakan ulang dalam vlog artikel saya ini disebutkan sumbernya dan ditautkan linknya yaah. Maturnuwun
2 Responses to "Jejak Bataliyon ‘Susu Bendera’ di Purbalingga (2)"
Lapangane sing g kasti ya alun2 sebrang penjara.. hehe
kayane iya kuwe luuurr
Post a Comment