Keturunan Depok van Purbalingga di Suriname
Soekiah Dan Stephanie Kramawitana (Foto dari Nationaal Archief dan FB, Kolase by : @Igoendonesia) |
Cek notifikasi WA, ada pesan dari kawan di Amsterdam,
Toriq Bawazier yang belum terbaca. Si Bro ini yang kirim buku ‘De Hinderlag Bij
Sindoeradja’, spesial buat hadiah ultahku Agustus lalu.
Torik Holland : Assalamu'alaikum bro apa kabar,
menarik sekali artikel2nya
Torik Holland : Aku kebetulan iseng2 kontak orang keturunan
orang Purbalingga di Surinam
Torik Holland : Namanya Bok kramawitana juga tp
desanya beda
Wah, jadilah jam 3 dinihari kita berbincang soal orang
Purbalingga di Suriname. Sayapun melewatkan pertandingan Chelsea vs West Ham demi
untuk riset tentang sosok itu. Sementara Toriq melanjutkan kontak dengan
keturunan Kramawitana yang saat ini tinggal di Kota Nickerie, Suriname.
Berdasarkan data Nationaal
Archief Belanda ada 3 orang bermarga Kramawitana dari Purbalingga yang
dibawa Belanda ke Suriname.
Pertama, ada perempuan asal Desa Kaligondang bernama Bok Kramawitana alias Kinah. Wanita setinggi 148 cm dengan ciri fisik ada pigm spot di atas mata kanan ini dibawa saat berumur 23 tahun.
Kinah Kramawitana (Dok : Nationaal Archief) |
Kinah tercatat dipulangkan dengan Kapal Tabian
pada 8 Juni 1935. Namun, tak jelas Ia dipulangkan ke Jawa atau ke daerah
jajahan Belanda lainnya. Sebab Kinah dipulangkan dan tak tinggal lagi d
Suriname, berarti tak ada keturunan dia yang tinggal di sana.
Kedua, namanya
sama Bok Kramawitana alias Soekiah. Perempuan ini bertinggi badan 148
cm dengan ciri ada noda pigmen di lehernya. Ia dibawa saat berumur 23 tahun
melalui Tandjong Priok pada 20 Oktober 1924.
Soekiah Kramawitana (Dok : Nationaal Archief) |
Sokiah yang berasal dari Gewest Banjoemas District Poerbolinggo
Dorp Depok ini tinggal di
Suriname dan beranakpinak di sana. Mereka tinggal di Nickerie, sebuah kota yang
dijadikan judul lagu oleh Lord Didi
Kempot, ‘Kangen Nickerie’.
Nah, ini unik,
desa yang disebut data Belanda sebagai asal Soekiah, yaitu, Depok. Saat ini
tidak ada desa di Purbalingga bernama Depok. Lagian Depok setahuku di deket Jakarta...
hehe.
Catatan :
Belanda merujuk nama wilayah dorp/desa yang bisa jadi saat ini bukan desa lagi. Misalkan, ‘Jlegong’
yang saat ini dusun di Desa/Kecamatan Karangreja. Ada juga ‘Dokoe Paksa’ di
Desa Tlahab Lor, adapula ‘Slatri’ yang saat ini nama dukuh di Kelurahan
Babakan.
Ah, era medsos, saya statuskan saja di Fesbuk. Ternyata banyak respon netijen dan jawaban tentang dusun / grumbul
/ kampung di Purbalingga yang bernama Depok cukup beragam.
Ada grumbul Depok di Desa Langgar dan Nangkasawit, Kecamatan Kejobong. Ada juga
Dusun Depok di Karangtengah, Kecamatan Kertanegara. Adapula yang bilang nama
grumbul di Desa Gunung Wuled dan petilasan di Kecamatan Rembang. Ada juga nama
kampung di Kelurahan Bancar, ada juga nama Dusun di Desa Sokawera, Kecamatan
Padamara dan satu lagi nama dusun di Desa Kedungwuluh, Kecamatan Kalimanah.
Untuk Depok yang di Langar dan Nangkasawit, saya skip karena keduanya dulu era kolonial
berada di District Boekatedja.
Begitupula Depok yang di Karangtengah dan Gunung Wuled, sebab dulu wilayahnya
masuk di District Bobotsari.
Tinggal tiga kemungkinan, Depok yang di Kelurahan
Bancar, Kecamatan Kota atau yang di Desa Sokawera utawa yang di Desa Kedungwuluh. Kalau melihat luasannya sekarang, saya
skip yang Bancar. Saya lebih condong ke Depok yang ada di Desa Kedungwuluh atau
Desa Sokawera.
Saat ini, Dusun Depok di Desa Kedungwuluh berwilayah satu
dusun meliputi 3 RT dalam 1 RW. Depok di Sokawera juga satu dusun. Uniknya,
kedua dusun ini meski beda desa namun berbatasan dan berdasarkan keterangan
Budayawan Agus Sukoco yang tinggal di Dusun Depok Sokawera, dulunya merupakan
satu pedukuhan.
Oke deal.
Asal Soekiah ini berasal dari Dorp Depok
yang ada saat ini ada di Kedungwuluh-Sokawera.
So, Kramawitana
yang beranakpinak di Suriname adalah keturunan Mbak Soekiah ini. Lagian Nationaal
Archief mendata keluarganya cukup detail. Soekiah tercatat berkeluarga dan
mendaftarkan keluarganya di Dukcapil Suriname sebagai Soekiah Kramawitana. Ia
memiliki anak 6 orang anak, yaitu :
1. Said yang
lahir 14 Maret 1927
2. Sanjoet,
lahir pada 22 September 1928. Sanjoet ini enikah dengan Satijem alias Bok
Asmowirjo pada 01-01-1953.
3. Sahom, lahir
12 Februari 1930
4. Saria, lahir
25 Desember 1931.
5. Sairoen
lahir pada 06 Februari 1935.
6. Slamet,
lahir 26 Maret 1937.
Mereka semua menyandang nama belakang Kramawitana.
Sawen Kramawitana (Dok : Nationaal Acrhief) |
Sawen dibawa oleh agen Goedman MJ untuk dipekerjakan di Perkebunan Nieuw Meerzorg dengan tanggal dimulainya kontrak 21 Juni 1928. Sawen tak pulang ke Jawa dan Ia mengganti namanya menjadi Samud Kramawitana pada 6 Maret 1954.
Nah, yang unik
asalnya Pak Sawen ini disebutkan berasal dari District Poerbolinggo, Desa
Nanatan. Lah sekarang ini tak ada
nama Desa Nanatan di Poerbalingga. Tanya netijen juga tidak tahu. Terdekat adalah
Panyatan, namun itu nama curug indah di Dukuh Bawahan, Desa Gunungwuled,
Kecamatan Rembang. Akan tetapi, wilayah ini dulu masuk District Bobotsari.
Lalu, apakah Sawen ini yang menikahi Soekiah. Agak
kurang memungkinkan. Sebab, ada perbedaan waktu yang cukup jauh Sawen berangkat
tahun 1928 sementara Soekiah pada 1924. Mereka pun dipekerjakan di perkebunan
berbeda. Soekiah di perkebunan yang ada di Nickerie sementara Sawen di Nieuw
Meerzorg.
Lagipula Soekiah di tahun 1927 sudah kawin di Suriname
dan memiliki anak pertama, yaitu Said yang lahir 14 Maret 1927.
So, saya berkeyakinan Soekiah Kramawitana inilah yang
beranakpinak di Nickerie, Suriname. Torik berhasl menghubungi salah satunya
keturunannya. Ia bernama Stephanie Kramawitana yang bermukim di Nickerie.
Saat dihubungi Bro
Toriq, Ia sangat senang saat diberi tahu leluhurnya berasal dari Purbalingga, sebuah
kota yang beribu kilometer jauhnya. Ia kemudian menghubungi saudaranya dan
mengkonfirmasi kepada nenek-neneknya. Mereka menyebutkan bahwa memang benar,
leluhurnya berasal dari Pulau Jawa, Purbalingga.
Asyik lah seerrr.... aku juga
lagi coba kontak Mbak Stepy ini. Kali saja dia berkenan dari Nickerie
bertandang ke Purbalingga untuk mencari jejak leluhurnya.
Btw, Mbak Stepy ini kalau liat aktivitas febuk tampaknya
keren juga. Ia cantik dan suka berpetualang serta sepertinya hidup mapan di negara yang berbatasan dengan Brazil itu. Ia punya resort di Bigipan
Adventure bernama Stephanie Eco Lodge.
See you in
Poerbolinggo Mbak Stephy...
Spesial song
for you
Sepine wengi
iki
Neng kene aku ngenteni
Kesuwen-suwene wis pirang sasi
Neng Nickerie kowe ra bali
Opo aku salah
Naliko urip sak omah
Rembulan
sing ngilo ono segoro
Padhangono ati kulo
Pujaan hatiku ra teko-teko
Neng Nickerie lali kulo
Opo aku salah
Naliko urip sak omah
Aku nangis,
aku kangen
Janjine biyen kowe seneng
Neng Nickerie tak enteni
Gek muliho neng kene aku ngenteni
Rembulan
sing ngilo ono segoro
Padhangono ati kulo
Pujaan…
Kangen
Nickerie by Didi Kempot
Salah satu sudut kota Nickerie, Suriname (Dok : www.nickerie.com) |
Sumber Tulisan :
Data Nationaal Archief dan Bro Toriq Juned Bawazier di
Amsterdam, Belanda
0 Response to "Keturunan Depok van Purbalingga di Suriname"
Post a Comment