|
Moestadi alias Sagi (Dok : Nationaal Archief) |
Ini artikel saya ke 13 tentang orang-orang dari
Purbalingga yang dibawa Belanda ke Suriname. Soal serba-serbi nya sudah dibahas
sebelumnya yaaa, cekidot ajah... Jadi, kali ini saya ‘to the point’ saja memenuhi request
Mbak Fatimah untuk mencarikan yang berasal dari Melung dan Mbak Endang Yulianti
dari Kecamatan Rembang.Ini dia dari Melung. Ada pria bernama Moestadi alias Sagi, 25 tahun. Fotonya yang diatas itu. Lelaki bertinggi badan
164 cm itu berciri ada noda pigmen di lehernya. Sagi diberangkatkan lewat Batavia
pada 30-6-1928 dengan Kapal Merauke II oleh agen Brunings E.A.,
beheerder. Sagi dipekerjakan di Perkebunan Rust en Werk dengan kode AF899
mulai 18-8-1928.
Sagi berasal dari District Tjahjana, Desa / Dorp Meloeng. (Melung setahu saya saat ini
merupakan nama dusun / grumbul di Desa Larangan, Kecamatan Pengadegan yang
terkenal dengan Gulai Kambingnya). Sagi menikah dengan sesama pekerja kontrak
dari Jawa bernama Samijah yang berasal dari Wonogiri. Sayang foto istrinya
tidak tersedia dan juga tak ada keterangan keluarganya. Namun yang jelas,
mereka tak kembali ke Jawa.
Ada yang menarik dari mas-mas dari Melung ini.
Penampilanya rapi dan ganteng juga. Kalau liat fotonya sagi mirip Airiel
Peterpan tidak sih luurrr??? Coba deh perhatikan komparasi di bawah ini :
|
Kiri Ariel Peterpan, Kanan Moestadi alias Sagi. Mirip mbook lur?? |
Mirip mbok? Jangan-jangan Ariel esih keturunan Melung yaa? wkwkwk.
Btw, warga melung hanya Sagi seorang yang dibawa Belanda ke
Suriname.
Selanjutnya, ada Bok
Djiwatirta alias Darsih, 28
tahun. Ia bertinggi badan 154 cm dengan ciri ada pigmentasi di dahinya. Darsih
dibawa lewat Batavia pada 30-3-1929 dengan Kapal Djambi oleh
agen Vervuurt, R.G. Darsih di kontrak di Perkebunan Alliance (Cottica)
dengan kode AG508 mulai 9-5-1929.
|
Bok Djiwatirta alias Darsih (Dok : Nationaal Archief) |
Darsih ini berasal dari District Poerbolingga, Desa
/ Dorp Larangan. Nah, nama wilayah larangan bisa banyak ini. Belum tentu masih
di desa yang sama dengan Sagi. Setahu saya ada nama dukuh di Desa Bandingan
juga dan beberapa tempat lainnya.
Berikutnya, masuk ke Kecamatan Rembang. Saya cari dari 12 desa di Kecamatan Rembang saat
ini hanya sedikit yang dibawa Belanda ke Suriname, cuma empat orang. (Catatan :
bisa saja keliru karena ada beberapa nama wilayah yang disebut bukan nama desa
yang berlaku sekarang).
Pertama, ada pria bernama Sanirsad alias Sanggreng,
24 tahun, Ia bertinggi badan 149 cm dengan kutil di alis kiri. Sanirsad
dibawa via Batavia pada 30-6-1928 dengan Kapal Merauke II. Ia
dipekerjakan di Perkebunan Marienburg & Zoelen dengan kode kontrak AF1247
mulai 18-8-1928.
|
Sanirsad alias Sanggreng (Dok : Nationaal Archief) |
Sanirsad terdata berasal dari District Tjahjana,
Desa / Dorp Semampir. Ia tak
pulang ke kampungnya dan melanjutkan hidup di Suriname. Semampir atau Sumampir
saat ini nama desa di Kecamatan Rembang.
Berikutnya ada, Marban,
lelaki berumur 28 tahun. Ia bertinggi 161 dengan ciri fisik ada tanda
lahir di pipi kanan. Marban dibawa lewat Batavia pada 6-6-1927 dengan
Kapal Kangean oleh agen Fernandes A Beheerder. Marban dikontrak di
Perkebunan Marienbosch dengan kode AE503 mulai 18-7-1927. Marban
terdata dari District Boekatedja, Desa / Dorp Wlahar. Ia tak kembali dan pada 16/12/1949 ditetapkan namanya Marban
Sanmarwie. Sayang foto Marban tak tersedia.
Kemudian, ada pria bernama Tirtadikrama alias Sarimin.
26 tahun. Ia bertinggi 155 cm ciri fisik ‘gezwel borst’ artinya tumor atau
benjolan di payudara. Sarimin dibawa lewat Batavia pada 15-8-1927 dengan
Kapal Madioen IV. Sariimin dipekerjakan di Perkebunan Marienburg &
Zoelen dengan Kode AE1482 mulai 24-9-1927.
|
Tirtadikrama alias Sarimin (Dok. Nationaal Arhief) |
Sarimin rambute mbois juga ya lur, sempongane maen. Ia terdata berasal dari District Boekatedja,
Desa / Dorp Rembang. Pak Tirtadikrama
ini menikah dengan Bok Kasinah dan dikaruniai dua orang anak, yaitu, Ngatini
dan Soekimin.
Selanjutnya, ada lelaki bernama Pardi. Ia masih 16 tahun saat dibawa ke
Suriname. Pardi memiliki ciri fisik, tinggi badannya 144 cm dengan pigmen di
lehernya. Pardi didatangkan via Batavia pada 30-6-1928 dengan Kapal Merauke
II. Pardi dipekerjakan di Perkebunan Marienburg & Zoele dengan Kode kontrak AF1160
mulai 18-8-1928.
|
Pardi (Dok : Nationaal Archief) |
Ia berasal dari Distrik Poerbolinggo, Desa Makam. Mamas Pardi tak kembali dan pada data arsip Belanda Ia memilih
nama Pardi Karijopawiro yang ditetapkan pada tanggal 16/12/1949.
Berikutnya, ini saya bonus nama daerah yang saya nilai
unik dan saya jarang dengar yaitu, Kontangan. Ada pria bernama Sarna, 21 tahun.
Pria setinggi 149 cm itu cirinya ada wrat boven linker oog ( kutil diatas mata
kirinya). Sarna dibawa lewat Batavia pda 7-5-1928 oleh Goedman M.J. ,beheerder.
Sarna dikontrak di Perkebunan Nieuw Meerzorg dengan kode AF535 mulai 21-6-1928.
|
Sarna (Dok : National Archief) |
Sarna terdata dari District Tjahjana, Desa / Dorp Kontrangan
yang saya baru pernah dengar. Dengan bantuan netizen di dapat keterangan Kontrangan adalah nama dusun di Desa Sokanegara, Kecamatan Kejobong. Sarna menikah dengan Bok Tirtawedjana dan mempunyai sembilan
anak yaitu Rasmat, Sariman, Kasmin, Louise Sarmime, Talkyem, Samineen, Tamisem dan
Marie.
Kaya kue lur kisaeh wong Melung, Larangan, Wlahar, Rembang, Semampir, Makam karo kontrangan sing digawa Landa maring Suriname. Jan, ana sing mirip Arieel ya luuurr...
Ahaai.. Serr..
Sumber : Nationaal Archief, Belanda
0 Response to "Orang Purbalingga Dibawa Belanda ke Suriname, Ada yang Mirip Ariel lho.."
Post a Comment