Ranomi Kromowidjojo : Ratu Renang Belanda Keturunan Purbalingga
Ranomi Kromowidjojo (Dok : Liputan 6) |
Ranomi pun sudah mengkonfirmasi jika dirinya memang
berdarah Purbalingga. Hal itu disebutkan oleh Mas Arie Grobbe, kebetulan beliau
pelatih renang, kebetulan pula berdarah Belanda dan kebetulan lagi beliau juga
suka sejarah. Sejak 2012, Mas Ari sering melacak sejarah keturunan Jawa, khususnya
Purbalingga di Suriname.
Mas Arie pernah mempertemukan keluarga Kartadi asal Desa
Cipaku yang salah satu keluarganya dibawa ke negeri di Amerika Selatan itu.
Kisahnya pernah saya tulis dan bisa dibaca disini.
Kembali ke Ranomi. Sebelumnya, Ia pernah di undang
pada acara acara ‘Conference of Indonesian Diaspora Youth 2018’, sebuah forum yang
mempertemukan pemuda dari seluruh provinsi dengan diaspora muda Indonesia dari
seluruh dunia yang berlangsung di Jakarta. Pada kesempatan itu, Ia mengakui
bahwa dirinya berdarah Jawa dan orang tuanya berasal dari wilayah Banyumas.
Hanya saja, Ia belum menyebutkan Banyumasnya dari mana (FYI : gewest / wilayah Banjoemas pada masa pemerintahan Belanda itu luas banget sob, mencakup Banyumas, Banjarnegara, Cilacap, Purbalingga bahkan Kebumen kini).
Nah, info terbaru dari Mas
Arie Grobbe, Ranomi mengkonfirmasi berasal dari Purbalingga, tepatnya, kakek
buyutnya berasal dari ‘Nanatan’ dan nenek buyutnya berasal dari ‘Pingit / Tjahjana’.
Ahaaii..., tentu saja
fakta ini cukup mengejutkan dan membanggakan. Ranomi Kromowidjojo seorang atlet kaliber dunia
dan kebanggaan di Negeri Belanda ternyata berdarah Purbalingga.
Mas Arie Grobbe sangat bersemangat untuk melacaknya.
Ia langsung berangkat sendiri, melacak ke Desa Pingit yang saat ini masuk dalam
wilayah administratif Kecamatan Rakit, Banjarnegara. Sepulang dari sana, Mas
Arie pun bertemu saya di Kedai Pojok untuk membahasnya Senin, (10/05) sore.
Awalnya saya ragu sebenarnya bahwa Ranomi Kromowidjojo
leluhurnya dari Purbalingga. Sebab, ada 59 nama yang memiliki unsur
Kromowidjojo di daftar pangkalan data National Archief Belanda bertajuk Suriname Contractarbeiders uit Java, periode
1890-1930. Namun, setelah Ranomi sendiri mengkonfirmasi berasal dari
Purbalingga saya jadi yaqin golagoqin...
serr...
Cuzz, mari
tinggal kita cek-ricek qlue tentang
leluhurnya yang disebutkan Ranomi.
Check It
Out...
Pada data Nationaal
Archief, lelaki yang berasal dari ‘Nanatan’ dan menikah dengan wanita dari Pingit
adalah Sawen Kramawitana. Ia lelaki
dengan tinggi 154 cm berciri fisik ada pigmen spot alis kanan dan beragama
muslim. Ia berumur 28 tahun saat dibawa Belanda ke Suriname via Batavia
dengan tanggal keberangkatan 7-5-1928 dengan Kapal Sembilan yang
berlabuh di Paramaribo.
Sawen Kramawitana (Dok : Nationaal Archief) |
Mas Bro Sawen berasal dari Gewest : Banjoemas, Afdeling : Poerbolinggo, District : Poerbolinggo dan Dorp / Desa Nanatan. Hmm..., wilayah
bernama Nanatan ini saya belum menemukan ada di Purbalingga. Ada yang bisa bantu?? Akan tetapi,
district (setingkat kecamatan) jelas dari Poerbolinggo. So, Nanatan ini bisa salah ketik data atau ada kampung/dusun yang
saat itu bernama Nanatan dan sekarang kurang dikenal / hilang.
Sawen bekerja di perkebunan Nieuw Meerzorg dan
tercatat tidak dikembalikan ke kampung halamannya alias tinggal di Suriname. (Saat ini Meerzorg masuk dalam Distrik Commewijne, Suriname)
Nah, perempuan yang berasal dari Desa Pingit / Tjahjana seperti yang dirujuk oleh Ranomi adalah Bok Tjewo alias Karsijem. Perempuan bertinggi 152 cm dengan ciri fisik ada kutil di
atas kelopak mata. Tjewo dibawa ke Suriname saat baru berumur 17 tahun
melalui Batavia pada 30-6-1928 dengan Kapal Merauke II
Bok Tjewo alias Karsijem (Dok : Nationaal Archief) |
Bok Tjewo berasal dari Gewest : Banjoemas, Afdeling : Poerbolinggo, District : Tjahjana, Dorp : Pingit. Saat ini, Desa Pingit ada di Kecamatan Rakit, Kabupaten Banjarnegara, berbatasan dengan wilayah Kecamatan Kejobong, Kabupaten Purbalingga di sebelah timur.
Notes : Berarti pada masa Pemerintahan Kolonial Belanda, wilayah Purbalingga sampai di Pingit yang sekarang masuk Banjarnegara. Pada penelusuran saya lebih lanjut wilayah seperti Mandiraja, Bawang, Klampok sampai Wanadadi yang kini di Banjarnegara dulunya juga masuk di Afdeling Purbalingga, setidaknya sampai tahun 1945-an. Ada sedikit mengusik penasaran saya, sejak kapan kemudian wilayah itu jadi masuk Banjarnegara yaaa... hehe.
Kembali ke Bok Tjewo. Sebenarnya, Ia berangkat bareng ke
Suriname dengan suaminya, yaitu Kaslim yang tercatat berasal dari District Tjahjana, Desa Boekatedja. Namun,
pria berumur 17 tahun itu terlibat dalam kasus pencurian sehingga ditangkap
polisi pada 5/2/1929. Ia sepertinya pencuri kambuhan sehingga ditangkap
polisi lagi pada 11/11/1931 di Paramaribo dan kembali ditangkap oleh polisi di
Lelydorp pada 13/5/1933.
Kaslim (Dok : Nationaal Archief) |
Mereka lalu membina rumah tanga dan mempunyai lima
orang anak. Pertama, Poeniman yang
lahir pada 17/10/1930. Pada 26/10/1955, dia memilih menggunakan nama belakang Kromowidjojo. Anak kedua, Christiaan
Wakiman yang lahir pada 25/3/1934 di Reynsdorp. Anak ketiga, Helena Painem lahir pada 3/12/1936. Keempat, Painah lahir
pada 18/11/1938 di Kroonenburg. Anak
kelima, Alexandrina Caminah lahir di 24/8/1941 di Meerzorg.
Apik-apik
jenenge ya lurr.....
Kemungkinan besar dari Poeniman Kromowidjojo inilah kemudian
lahir Rudi Poniran Kromowidjojo yang
merupakan ayah Ranomi. Saat Suriname mendapatkan kemerdekaan pada 1975, Rudi ini pindah ke Belanda. Ia kemudian menikah dengan gadis landa totok bernama Netty
Deemter.
Kemudian, dari pernikahan
lelaki keturunan Purbalingga dengan gadis Sauwerd itu
lahirlah Ranomi Kromowidjojo. Gadis cantik yang kemudian berkarir sebagai atlet renang kelas dunia itu lahir di Sauwerd, Belanda, 20 Agustus 1990 (Sama-sama
Leo kaya aku.. hehe). Ia memiliki saudara laki-laki Chjanoy Kromowidjojo.
Pada sebuah wawancara saat kedatangannya ke Indonesia di 2018 yang
dilansir Kompas, Ranomi menyatakan memang jarang membicarakan soal asal-usulnya.
Ayah hanya sedikit bercerita bahwa keluarganya berasal dari Indonesia yang
dibawa Belanda ke Suriname. Menurut Ranomi, ini bukan hal yang janggal karena
kebanyakan rakyat Belanda memang jarang membicarakan tentang asal usul mereka.
"Hanya dari ayah saya mengenal beberapa kata Indonesia
seperti kamu, Idul Fitri, saya, dan ada beberapa lagi...," katanya.
Oke deh Nom,
pokoke nyong seneng karo bangga jebule ana keturunan Purbalingga sing dadi wong
gede kelas dunya. Nom.. Nom.. tak tunggu nang Purbalingga yaa... aku wis DM,
cepet dibales yaa... Ahaai.... serr..
Ranomi Kromowidjojo di Olimpiade London 2012 (Dok : JPPN) |
- Data tentang Sawen, Bok Tjewo dan Kaslim di Nationaal Archief,
Belanda
- Data tentang Ranomi Kromowidjojo di laman Wikipedia dan
Kompas
- Spesial Thanks kagem Mas Arie Grobbe atas info dan passion-nya yang luar biasa tentang imigran Purbalingga di Suriname
0 Response to "Ranomi Kromowidjojo : Ratu Renang Belanda Keturunan Purbalingga"
Post a Comment